KISAH KEBERHASILAN

Kamis, 09 Mei 2013



Curitiba, Brasil. Kemasyhuran sebuah kota di Brasil yang mengiklankan dirinya sebagai “ibukota lingkungan” melanda benua. Sebuah metropolis dengan 2,3 juta jiwa, Curitiba berhasil menyediakan pelayanan medis, gigi dan anak-anak secara cuma-cuma, menciptakan laju daur ulang yang termasuk tertinggi didunia dan menurunkan tingkat penyakit yang berkaitan dengan lingkungan, semuanya berjalan kendati inflasi membumbung dan kemiskinan melanda kawasan sekelilingnya. Tetapi inti dari prestasi ini adalah sistem angkatan bus. Sekalipun tingkat pemilikan mobil per kelapa lebih tinggi daripada kota lain kecuali tiga kota utama Brasil, pemakaian bahan bakar angkutan dan demikian juga pencemaran udara 25 sampai 30 persen lebih rendah. Alasannya: bus berjalan lebih cepat, lebih murah dan lebih nyaman daripada mobil. Bus mengangkut orang sama efisiennya dengan kereta bawah tanah modern, tapi dengan biaya hanya 3 persennya. Dan, bus mengangkut lebih dari 900.000 penumpang sehari. Banyaknya orang yang dapat diangkut menjadikannya salah satu sistem angkutan umum terbaik di dunia.
Curitiba mulai membangun sistem angkutan busnya pada tahun 1970-an di bawah pimpinan Walikota Jaime Lerner, seorang arsitek dan perencana kota. Ia menciptakan gabungan antara jalan arteri cepat, bus sambungan lokal dan rute-rute khusus di pusat kota. Apartemen tinggi hanya boleh dibangun di dekat jalan arteri utama dan setiap gedung harus menyediakan dua lantai dasarnya untuk pertokoan. Banyaknya toko itu meminimalkan perlunya penghuni bepergian dan gedung tinggi memberi banyak penumpang akses cepat ke angkutan bus.
Dalam tiga tahun terakhir, Curitiba menambahkan satu gagasan asli yang makin mempercepat jalannya bus: tabung pemberangkatan. Didirikan dipinggir jalan, silinder kaca dan baja ini panjangnya 10 meter dan lebarnya hampir tiga meter. Penumpang tidak perlu tangga ke bus dan membayar ongkos diatas tetapi memasukkan koin untuk naik, lalu cukup menunggu di dalam tabung yang dirancang khusus untuk pemberhentian bus itu.
Setelah menunggu sebentar biasanya sekitar lima menit lonceng berbunyi, lalu sebuah bus Volvo yang dirancang khusus merapat ke tabung itu dengan bantuan lensa fotoelektrik. Pintu selebar 1,3 meter terbuka ke samping, sebuah lempengan baja diturunkan dan dalam beberapa detik para penumpag sudah naik ke bus yang dilengkapi dengan kursi pahat, jendela kaca lebar dan berbagai hiasan baja tak berkarat menyerupai sistem kereta bawah tanah paling modern. Bus itu, sering tiga kali panjang bus biasa, dapat mengangkut 270 penumpang, lalu bergerak cepat dan dala 20 menit penumpang sudah menumpang jarak 12 kilometer ke pusat kota.

0 komentar: